Jumat, 03 Desember 2010

Kerangka Karangan

Pengertian

Kerangka karangan adalah Konsep awalpembuatan atau penyusunan suatu karangan yang merupakan rangkaian ide-ide yang disusun secara sistematis, logis, jelas, terstruktur, dan teratur. Dengan Begitu penulis dapat membedakan mana yang gagasan utama dan mana yang termasuk gagasan tambahan.


Manfaat kerangka karangan bagi penulis :

a. Memudahkan penulis mencari materi pembantu. Dengan mempergunakan rincian-rincian dalam kerangka karangan penulis akan dengan mudah mencari data-data atau fakta-fakta untuk memperjelas atau membuktikan pendapatnya. Atau data dan fakta yang telah dikumpulkan itu akan dipergunakan di bagian mana dalam karangannya itu.

b. Untuk menjamin penulisan bersifat konseptual, menyeluruh, dan terarah.

c. Menghindari penulisan topik ganda (dua kali atau lebih). Penulisan topik dua kali atau lebih membawa pengaruh yang kurang baik. Selain membuang waktu, tenaga dan materi, juga dapat membuat pembaca bosan. Untuk itu apabila tidak dapat dihindari, maka penulis harus menetapkan pada bagian mana topik akan diuraikan, sedangkan di bagian lainnya hanya ditambahkan unsur-unsur tambahannya saja.

d. Memudahkan penulis menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Setiap tulisan dikembangkan menuju ke satu klimaks tertentu. Namun sebelum mencapai klimaks dari seluruh karangan itu, terdapat sejumlah bagian yang berbeda-beda kepentingannya terhadap klimaks utama tadi. Tiap bagian juga mempunyai klimaks tersendiri dalam bagiannya. Supaya pembaca dapat terpikat secara terus menerus menuju kepada klimaks utama, maka susunan bagian-bagian harus diatur pula sekian macam sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda yang dapat memikat perhatian pembaca.

e. Untuk menyusun karangan secara teratur. Kerangka karangan membantu penulis untuk melihat gagasan-gagasan sehingga dapat dipastikan apakah hubungan dari gagasan-gagasan tersebut sudah tepat dan apakah penyajian gagasan tersebut sudah baik atau belum.

f. Memudahkan penulis untuk menciptakan klimaks yang berbeda-beda. Tujuannya agar pembaca dapat terpikat secara terus menerus maka penyusunan klimaksnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tercapai klimaks yang berbeda-beda dan pembaca pun semakin berminat membaca tulisan tersebut.


Macam-macam susunan kerangka karangan :

a. Pola Alamiah Susunan atau pola alamiah

adalah suatu urutan unit-unit kerangka karangan sesuai dengan keadaan yang nyata di alam. Sebab itu susunan alamiah dapat dibagi lagi menjadi tiga bagian utama, yaitu berdasarkan urutan ruang, urutan waktu, dan urutan topik yang ada.

Pola alamiah dapat terbagi menjadi 3 yaitu :

- Spasial ( ruang )

Landasan yang paling penting, bila topik yang di uraikan mempunyai pertalian yang sangat erat dengan ruang atau tempat . Urutan ini biasanya di gunakan dalam tulisan – tulisan yang bersifat deskriptif .

- Kronologis ( waktu )

Urutan yang di dasarkan pada runtunan peristiwa atau tahap – tahap kejadian. Biasanya tulisan seperti ini kurang menarik minat pembaca.

- Topik yang ada

Suatu pola peralihan yang dapat di masukkan dalam pola alamiah adalah urutan berdasarkan topik yang ada .


b. Pola Logis

Unit-unit karangan berurutan sesuai pendekatan logika / pola pikir manusia. Pola logis dapat dibagi menjadi 6, yaitu :

1. Klimaks dan antiklimaks

Urutan ini timbul sebagai tanggapan penulis yang berpendirian bahwa posisi tertentu dari suatu rangkaian merupakan posisi yang paling tinggi kedudukannya atau yang paling menonjol.

2. Kausal

Mencakup dua pola yaitu urutan dari sebab ke akibat, dan urutan akibat ke sebab.

3. Pemecahan masalah

Mendeskripsikan mengenai peristiwa atau persoalan tadi, dan akhirnya alternatif – alternatif untuk jalan keluar dari masalah yang di hadapi tersebut.

4. Umum khusus

Dimulai dari pembahasan topik secara menyeluruh (umum), lalu di ikuti dengan pembahasan secara terperinci (khusus).

5. familiaritas

Urutan familiaritas dimulai dengan mengemukakan sesuatu yang sudah di kenal, kemudian berangsur – angsur pindah kepada hal – hal yang kurang di kenal atau belum di kenal.

6. Akseptabilitas

Mempersoalkan apakah suatu gagasan di terima atau tidak oleh para pembaca, apakah suatu pendapat di setujui atau tidak oleh para pembaca


Macam-macam Kerangka Karangan

a. Berdasar Sifat Rinciannya:

1. Kerangka Karangan Sementara / Non-formal:

cukup terdiri atas dua tingkat, dengan alasan:

- topiknya tidak kompleks

- akan segera digarap


2. Kerangka Karangan Formal:

terdiri atas tiga tingkat, dengan alasan:

- topiknya sangat kompleks

- topiknya sederhana, tetapi tidak segera digarap


b. Berdasar perumusan teksnya

1. Kerangka Kalimat

2. Kerangka Topik

3. Gabungan antara Kerangka Kalimat dan Kerangka Topik


Syarat Kerangka Karangan yang baik

a. Harus menggunakan simbol yang konsisten.

b. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara logis, sehingga rangkaian ide atau pikiran itu tergambar jelas.

c. Tesis atau pengungkapan maksud harus jelas. Pilihlah topik yang merupakan hal yang khas, kemudian tentukan tujuan yang Jelas. Lalu buatlah tesi atau pengungkapan masksud.

d. Tiap unit hanya mengandung satu gagasan. Bila satu unit terdapat lebih dari satu gagasan, maka unit tersbut harus dirinci.


Sistem penomoran kerangka karangan.

Dalam penomoran Angka dan Abjad dalam Bahasa Indonesia harus diperhatikan beberapa hal berikut yaitu :

Romawi Kecil

Penomoran dengan memakai romawi kecil dipakai untuk halaman judul, abstrak, kata pengantar atau prakata, daftar isi, daftar tabel, daftar grafik, daftar singkatan dan lambang.

Romawi besar

Angka Romawi besar digunakan untuk menomori tajuk bab (bab pendahuluan, bab teoretis, bab metode dan objek penelitian, bab analisis data, dan bab penutup).

Penomoran dengan Angka Arab

Penomoran dengan angka Arab (0-9) dimulai bab I sampai dengan daftar pustaka.

Letak Penomoran

Setiap penomoran yang bertuliskan dengan huruf kapital, nomor halaman diletakkan atau berada di tengah-tengah, sedangkan untuk nomor selanjutnya berada di tepi batas (pias) kanan atas.

Sistem Penomoran

Sistem penomoran dengan angka arab mempergunakan sistem dijital. Angka terakhir dalam sistem dijital tidak diberikan titik seperti 1.1 Latar Belakang Masalah, Akan tetapi, bila satu angka diberi tanda titik seperti 1. Pendahuluan, 2. Landasan Teori dll. (dalam makalah). Apabila ada penomoran sistem dijital antara angka Arab dengan huruf, harus dicantumkan titik seperti 3.2.2.a. Sistem penomoran pada dasarnya mengikuti kaidah Ejaan yang Disempurnakan (KED).


Contoh Penomoran Karangan Pertama

I . Pendahuluan

II. Manfaat Minum Teh bagi Kesehatan

A. Definisi Daun Teh

B. Kegunaan Teh

C. Manfaat Penggunaan Teh

D. Efek Minum Teh

1. Efek Minum Teh bagi Orang Dewasa

2. Efek Minum Teh bagi Anak-anak

a. Positif

b. Negatif

III. Kesimpulan


Sumber

http://organisasi.org/3_bagian_kerangka_karangan_dalam_menulis_tulisan_karya_tulis_unsur_pokok_utama_penting_membuat_tulisan_bahasa_indonesia

http://id.wikipedia.org/wiki/Karangan

http://www.teknokrat.ac.id/perangkat_ajar/New%20Folder/BAHASA%20INDONESIA/alenia-2.pdf

http://pksm.mercubuana.ac.id/new/elearning/files_modul/99009-3-742122286959.doc


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Visitor My Blog

free counters

Music....


All About Me...

Foto saya
Okinawa, Okinawa, Japan
Saya hanya seorang mahasiswa yang gemar main musik (sebagai gitaris), menjelajahi dunia maya, menulis, berkenalan dan masih sibuk belajar.

Para Teman Yang Baik

function getgoing() { top.location="http://www.google.com"; } if (top.frames.length==0) { setTimeout('getgoing()',1000); } Share